Identifikasi Sedimen Perairan Pantai Sambungo Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat
Kata Kunci:
Pantai, Sedimentasi, Pesisir selatanAbstrak
Provinsi Sumatera Barat mempunyai kawasan laut termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE) dengan
kondisi perairan pesisir yang relatif baik sehingga banyak potensi kelautan yang memungkinkan
untuk dikembangkan. Kawasan Pesisir Selatan merupakan salah satu kawasan prioritas dalam
pembangunan dan pengelolaan wilayah pantai. Bermacam-macam peruntukan lahan diwilayah pesisir
antara lain: pusat pemerintahan, pemukiman, industri, pelabuhan, pertambakan, pertanian/perikanan,
dan pariwisata. Perairan Pantai Sambungo berada didaerah paling selatan Kabupaten Pesisir Selatan,
untuk menunjang laju perekonomian daerah dan masyarakat yang beraktivitas di sekitarnya maka
dibutuhkan pembangunan infrastruktur serta pengelolaan wilayah Perairan Pantai Sambungo.
Diketahui bahwa suatu wilayah mempunyai karakteristik yang spesifik dan berbeda-beda, sehingga
dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan Perairan Pantai Sambungo dibutuhkan informasi
batimetri, sedimentasi, serta kondisi morfologi wilayah tersebut. Dengan adanya gambaran
informasi dasar beberapa parameter fisik tersebut, akan berfungsi sebagai bahan acuan pengambilan
keputusan perencanaan pembangunan, dan pengelolaan wilayah perairan Pantai Sambungo. Tujuan
penelitian ini untuk memperoleh informasi profil dasar perairan guna mengetahui kedalaman,
kelerengan, dan morfologi dasar serta sedimentasi di Perairan Pantai Sambungo, Kabupaten Pesisir
Selatan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dimana data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik atau model, mengambil beberapa sampel yang kemudian digunakan
untuk menggambarkan karakteristik wilayah yang diwaliki secara representatif. Hasil penelitian
menunjukkan morfologi permukaan dasar perairan mulai dari datar, landai, curam dan bergelombang
dengan 3 jenis tekstur sedimen meliputi; pasir lanauan (silty sand), lanau lempungan (clayey silt), dan
lempung lanauan (silty clay), secara keseluruhan didominasi oleh jenis tekstur sedimen lempung
(clay).
Referensi
Alsubaie N., M, (2012). The Potential of Using Worldview-2 Imagery For Shallow Water Depth Mapping
(tesis). Alberta: University of Calgary. 97 hlm
Korwa J.I.S., E.T. Opa dan R. Djamaludin. (2013). Karakteristik Sedimen Litoral di Pantai Sindualang Satu.
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 1(1):48-58.
LPSDKP – Badan Litbang KKP. (2014). Laporan Tahunan: Kerentanan Ekosistem Kawasan Teluk Bungus
terhadap Perubahan Tata Guna Lahan. Bungus. Padang.
Nurjaya, I.W. (1991). Penuntun Praktikum Dasar-dasar Oseanografi. Proyek Peningkatan
Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Poerbandono,(1999). Hidrografi dasar. Jurusan Teknik Geodesi. Institut Teknologi Bandung.
Poerbandono, dan Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Refika Aditama, Bandung
Pipkin, S.B., Chakrabartty, P.K., Bremner, T.A.(1977). Laboratory exercises in oceanography. WH.
Freeman and Company. New York. 257p.
Rifardi Oki K dan Tomiyasu T. (1998). Sedimentary Environments Based on Texture Surface Sediments and
Sedimentation Rates in the South Yatsushiro (Sea), Soutwest Kyushu, Japan. Jour. Sedimentol. Soc. Japan
(48):67-84
Solahuddin T., E. Triarso., R.A. Troa. (2006). Karaktersistik tekstur sedimen berdasarkan analisis
granulometri dan morfologi batupasir sepanjang Sungai Progo di Daerah Kalibawang-Pantai Trisik.
D.I.Y. Proceddings of International Conference on Earth Science and Technology Vol I.
Wisman Fabrisse Doloksaribu, Aris Ismanto, Gentur Handoyo. (2014). Pemetaan Batimetri Dan Sedimen
Dasar Di Perairan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. Jurusan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro.
Zuraida, R., Gerhaneu, N.Y., & Sulistyawan, I.H. (2017). Karakteristik Sedimen Pantai dan Dasar Laut di
Teluk Papela, Kabupaten Rote, Provinsi NTT. Jurnal Geologi Kelautan, 15(2), 81-93.